Februari 27, 2008

Inti Paradigma Gereja ( bagian 2 )

Fungsi Dasar Gereja menanggapi Karya PenebusanNya ( Apa fungsi keberadaan Gereja setelah Tuhan Yesus melepaskan manusia dari belenggu dosa dan mengundangNya masuk ke Kerajaan Tuhan ? )

Setelah kita mengetahui secara sederhana bagaimana Tuhan hendak memulihkan hubungannya dengan manusia yang saya jabarkan pada Bagian 1, maka saat ini saya ingin menyampaikan mengenai Gereja dan Fungsinya.

Gereja itu apa ?

Gereja sudah menjadi sesuatu hal yang sangat umum yang sangat sering kita dengar. Namun tidak ada salahnya kita kembali menggali apa sebenarnya Gereja itu. Secara hurufiah Gereja berasal dari kata igreja (Bahasa Portugis). Kata ini berasal dari kata ekklêsia (Bahasa Latin) yang berarti dipanggil keluar (ek=keluar; klesia dari kata kaleo=memanggil). Jadi ekklesia berarti kumpulan orang yang dipanggil ke luar (dari dunia ini). Namun secara umum gereja berarti sekelompok orang yang mengaku dirinya Kristen yang terikat dalam ikatan Kasih Persaudaraan. Dan Gereja saat ini menjadi sebuah tren untuk menamakan sebuah gedung yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang Kristen ini untuk melakukan ibadah, dengan sebuah Organisasi yang menaunginya, dimana di situ terdapat sebuah Struktur Organisasi yang mengaturnya. Dan banyak orang-orang Kristen sudah terbiasa dengan hal ini.

Tetapi pada hakekatnya, kita harus melihat Gereja dari sejarahnya. Dalam Perjanjian Baru bahkan tidak ditemukan kata Gereja secara gamblang. Lalu bagaimana Gereja sekarang menjadi sebuah pokok utama di tengah komunitas Kristen?Untuk menandakan keberadaaan dirinya, menyatakan identitasnya sebagai orang-orang yang mau mengikut Kristus, dinamailah kelompok Kristen ini dengan Gereja. Sedangkan Tuhan menyebutnya dengan JemaatKu atau umatKu. Demikian juga dengan Kristen, kata ini disebut pertama kali untuk menamakan jemaat di Anthiokia, yang mengaku bahwa mereka mengikuti Ajaran Yesus.

Gereja menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam komunitas Kristen sejak saat itu. Berbagai pemikiran, ideologi, dan pemahaman bermunculan mengenai idealisme sebuah Gereja.

Perkembangan Gereja

Sejak terbentuknya Gereja untuk pertama kali di jaman Rasul-rasul sampai keberadaan Gereja saat ini, begitu banyak terjadi perubahan-perubahan. Kita bisa melihat dari berbagai sumber mengenai Sejarah Gereja dan perkembangannya. (Anda bisa melihat contohnya di sini).

Jika kita teliti secara cermat, terjadi kenaikan dan penurunan 'kualitas' Gereja.

Penurunan yang paling puncak terjadi ketika Di abad ke-16, ketika Paus Leo X memulai sebuah proyek pembangunan Basilika yang membutuhkan dana yang besar. Paus Leo X memberikan wewenang kepada pastor Johann Tetzel untuk memberikan pengurangan dosa atau penghapusan dosa (indulgensi) berupa Surat Indulgesi kepada mereka yang menyumbang dana untuk pembangunan Basilika. Wewenang inilah yang menjadi pemicu konflik antara Marthin Luther dengan Gereja yang mengesahkan jual beli Surat Indulgensia atau surat penebusan dosa kepada jemaat pada masa itu, dimana dosa jemaat Gereja akan dihapuskan/dikurangi apabila membeli Surat Indulgensia tersebut untuk menyumbang Gereja.

Jelas ini merupakan penyimpangan Kekristenan yang sangat parah. Dimana pengampunan dosa bisa didapat hanya dengan membeli Surat Indulgensia. Dan ini berarti Gereja pada masa itu mengalami penurunan kualitas yang paling parah. Mengapa ini bisa terjadi?

Karena iblis tidak ingin manusia mengikuti undangan Tuhan. Campur tangan kuasa gelap yang merasuki pikiran-pikiran orang-orang dalam Gereja, membuat Gereja mengalami penurunan. Mereka ingin merusak Gereja.

Namun Puji Tuhan, Dia juga tidak tinggal diam, Dia-pun campur tangan untuk memulihkan Gereja kembali kepada jalurnya. Bahkan sampai saat ini, perseteruan antara iblis dan Tuhan untuk memenangkan Gereja masih berlangsung. Tuhan senantiasa memperbaharui dan mencoba untuk membawa Gereja tetap pada 'JalurNya', sementara iblis mencoba menghalang-halanginya bahkan tidak segan-segan mencerai beraikan, merusak, mematahkan Gereja, menyamarkan Tujuan Gereja, dan menyibukkan Gereja dengan hal-hal yang tidak perlu. Iblis sangat benci terhadap Gereja yang berajalan di JalanNya.

Gereja masih dalam tahap pemulihan untuk bisa tetap pada Jalurnya sampai sekarang ini. Gereja masih terus di-reformasi dan di-restorasi sampai pada penyempurnaannya nanti. Jadi jangan puas dengan keberadaan Gereja saat ini, karena Gereja belum sepenuhnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita harus terbuka terhadap pemulihan dan pembaharuan itu.

Lalu apakah Jalur atau Misi atau Panggilan atau Kodrati sebuah Gereja yang sebenarnya? (Apa Fungsi Keberadaan Gereja di tengah dunia?)

Sebuah pertanyaan yang mendasar terhadap keberadaan Gereja. Untuk apakah Gereja (kelompok orang percaya) itu harus hadir di dunia? Apa tugasnya? Apa yang menjadi tujuan utamanya?

Matius 28:19-20, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Di dalam ayat inilah terkandung semua Tugas Gereja, dari sinilah semua misi, pergerakan, motivasi, dan fungsi Gereja itu bersumber.

Ya! Gereja ada untuk menyampaikan Kabar Sukacita itu kepada semua orang, terutama mereka yang belum mendengar tentang Kabar Sukacita bahwa Tuhan Yesus, Sang Penebus, telah datang, untuk menebus dosa manusia, Ia menjemput 'mempelainya' untuk diajak masuk ke KerajaanNya dan menjadi permaisuriNya.

Sebab Kabar Sukacita itu belum terdengar oleh semua orang. Banyak orang yang masih belum percaya akan kebenaran Kabar itu, banyak orang masih ragu apakah 'Kekasih Hati' mereka telah datang menjemput? Untuk itulah Gereja ada.

Gereja yang berarti sekumpulan orang-orang percaya yang sudah percaya akan Kedatangan Sang Penebus, yang sudah meyakini bahwa Kabar itu benar-benar nyata bukan sekedar kabar burung atau isapan jempol, harus bergerak cepat untuk menyampaikannya kepada orang lain.

Peristiwa KedatanganNya untuk menebus dosa memang hanya disaksikan oleh Para Rasul dan orang-orang pada masa itu. Karena Tuhan tidak bisa lama-lama di bumi, Dia harus menyiapkan tempat untuk kita semua yang mau percaya dan mengikut Dia. Dia pulang ke Sorga untuk membuatkan bagi kita tempat yang baru, yang jauh lebih baik daripada dunia ini. Namun Kabar itu harus tetap tersiar sampai ke ujung bumi, sampai semua orang di muka bumi ini mendengar akan kabar baik itu. Jadi Tuhan menyampaikan pesanNya kepada murid-muridNya (Matius 28:19-20), kepada GerejaNya semua. Dia juga memberikan Roh Kudus untuk menyertai Gereja dalam mengemban Tugas-Nya itu. Jadi selama mengemban tugas itu, gereja harus selalu bertanya kepada Tuhan, agar tugasnya bisa dilaksanakan dengan tepat sesuai KehendakNya.

Gereja mengemban tugas yang sangat mulia, dan inilah BLUE PRINT Gereja :
-Menyampaikan Kabar Sukacita itu kepada semua orang
-Meyakinkan orang yang belum tahu dan belum percaya bahwa Kabar itu benar adanya
-Mengajak orang-orang itu untuk bergabung dengan orang-orang yang sudah percaya
-Mengesahkan orang-orang itu untuk menjadi Warga Negara Kerajaan Tuhan dengan tanda Babtisan yang adalah 'Tiket' untuk bertemu dengan Sang Penebus yang akan mengajaknya tinggal bersama di dunia yang baru.
-Memelihara orang-orang dan dirinya sendiri (gereja) supaya tetap memiliki 'Tiket' itu sampai mereka 'tiba di rumahNya'
-Mengutus orang-orang yang sudah percaya kepada orang lain untuk menyampaikan juga Kabar Sukacita itu.

Sangat sederhana bukan pemahaman ini?

Jadi kesimpulannya, apabila Gereja yang ada sekarang belum menyadari, atau belum menjalankan akan Tugas Utamanya, maka sebelum waktunya usai, Gereja harus membenahi dirinya.

Bagaimana dengan Gereja yang ada sekarang?

Melihat kenyataan yang ada sekarang, jika kita jujur mengakui, Gereja yang sudah ada belum sepenuhnya memahami akan Tugas Utamanya. Gereja kadang menjadi terlalu sibuk dengan organisasinya dan program-programnya. Membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membahasnya, samapai akhirnya tidak tepat sasaran. Organisasi itu acap kali menjadi sebuah 'benang kusut' yang menghambat pelaksanaan Tugas Utama Gereja yaitu Amanat AgungNya. Gereja menjadi sebuah birokrasi yang kadang menghambat orang-orang yang belum tahu, yang belum percaya, yang belum mengerti akan Kabar Sukacita itu untuk memutuskan diri mengikuti Yesus.

Sampai disini, saya tidak pernah membahas mengenai Agama dan Organisasi Gereja. Namun pesan tentang Kabar Sukacita itu sudah tersampaikan kepada anda bukan? Apakah artinya ini?
Ya! Tuhan juga tidak pernah membicarakan soal Agama dan Organisasi Gereja yang menjadi denominasi yang terjadi saat ini, sebab itu bukanlah hal yang utama. Yang utama adalah agar Kabar itu tersiar, dan oarng yang mendengarnya menjadi percaya dan terpelihara. Dan justru Agama dan denominasi menjadi senjata yang menghalangi pelaksanaan Amanat Agung. Kita diutus Tuhan untuk menyampaikan tentang diri Yesus, dan kedatanganNya. Bukan untuk menyampaikan tentang Agama dan denominasi Gereja. Agama dan denominasi adalah ciptaan manusia, dengan maksud agar segala sesuatu yang berhubungan dengan pencarian Tuhan tidak menjadi kacau. Tapi ternyata kebanyakan malah benar-benar membuat kacau.

Sebenarnya semuanya itu sangat sederhana, namun kadang manusia (karena campur tangan iblis juga) membuat semuanya menjadi rumit dan berkelit-kelit, sehingga Tugas UtamaNya sebagai 'Pembawa Kabar' menjadi terlupakan. Bahkan lebih parahnya, manusia menjadi 'sulit' untuk bertemu secara langsung dengan Tuhan Sang Kekasih, karena mereka dikondisikan untuk melewati perantara-perantara lagi.

Terkadang Organisasi menciptakan sebuah birokrasi yang rumit, yang membuat jemaat 'awam' untuk datang kepada Tuhan sangat sulit, bahkan benar-benar tidak bertemu langsung. Mereka hanya mendengar saja, tanpa meyakini dan mengalamiNya sendiri (memang Tuhan saat ini tidak hadir di bumi, tapi karena Kuasanya , Dia bisa menyatakan diriNya kepada manusia secara langsung! Manusia bisa bertemu Tuhan secara langsung saat ini) Hal ini terjadi, karena organisasi-organisasi merasa 'takut' akan kesalahpahaman orang-orang awam dalam mengenal Tuhan-nya. Mereka kuatir terjadi kesesatan, mereka merasa perlu ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus, untuk belajar secara khusus mengenai Tuhan (theology) dan membayarnya (dengan maksud agar mereka mengabdi secara penuh kepada Gereja) untuk menjadi perantara antara Tuhan dengan jemaatNya.

Tetapi Tuhan menginginkan bertemu secara langsung! Tanpa ada perantara lagi! Tanpa sms atau lewat telpon, apalagi surat-suratan! Ia ingin, manusia bisa merasakan kehadiranNya, mengalami sentuhan lembutNya dan pelukan kerinduanNya! Jangan halangi kerinduanNya yang sudah sangat memuncak untuk bertemu kekasihNya, yaitu manusia, terutama mereka yang masih terbelenggu, terkurung dalam kurungan iblis yang nyaman tapi penuh kepalsuan itu.

Ingat ketakutan tidak ada dalam kamus kekristenan. Tuhan sudah berpikir ke depan akan kondisi jaman ini, dimana manusia bisa saja tertipu oleh kabar-kabar dusta dari iblis dan pengikutnya, maka Dia mencurahkan Roh Kudus kepada umatNya untuk menuntunnya. Apakah manusia lebih jago daripada Roh Kudus dalam soal pengenalan akan Tuhan? Apakah manusia sanggup melawan sendiri dengan kekuatannya segala tipu muslihat iblis? Sudah banyak terbukti manusia tidak sanggup. Tetapi Roh Kudus memampukannya.

Organisasi dan atribut-atributnya yang dibuat manusia semestinya menjadi alat bantu, bukan penghalang. Organisasi harus bisa menjadi fasilitator jemaat untuk benar-benar bisa berjumpa, dan mengalami hubungan yang dekat dengan Tuhan sendiri. Organisasi yang dibuat jangan menjadi sebuah 'kurungan' yang baru, sehingga orang-orang yang belum mengenal Kristus tidak merasa sulit, atau merasa asing, atau merasa tidak nyaman berada di dalamnya.

Inilah yang sering terjadi, orang-orang yang belum percaya dan belum mengenal Tuhan bukannya diajak untuk mengenal Tuhan secara pribadi, tapi dipaksa untuk mengikuti aturan-aturan organisasi itu dengan dalih supaya bisa mengenal Tuhan dengan benar. Dan pada akhirnya orang-orang itu bukannya mengenal Tuhan secara pribadi, namun mengenal denominasi dan organisasi serta atribut-atributnya yang kadang sangat rumit. Sehingga mereka tidak bertumbuh, mereka mendapatkan pemahaman yang salah tentang kekristenan dan tentang Tuhan Yesus sendiri. Mereka merasa cukup puas dengan sekedar hadir di tengah organisasi itu. Tanpa ada pengertian bahwa mereka menjadi anggota Gereja yang seharusnya melakukan Amanat Agung itu. Tanpa ada komitmen dari diri sendiri untuk mengikut Tuhan. Tujuan dan Fungsi dasar keberadaan Gereja akhirnya terlupakan


Gereja seharusnya menjadi rumah yang hangat, tempat dia belajar, tempat dia berbagi, tempat dia dibekali pengertian-pengertian tentang Kekristenan yang benar sesuai tuntunan Roh Kudus. Tempat dia bisa bertanya dan mendapatkan jawaban yang tepat, tempat dia merasa tidak sendiri dan dipedulikan. Tempat dia menyatakan engkaulah saudara dan saudariku kepada yang lain. Tempat dia dikuatkan dan akhirnya bertumbuh dalam Iman yang kuat.

Gereja menjadi tempat dia untuk mengenal siapa Tuhan, mengalami KasihNya, merasa benar-benar bertemu secara pribadi dengan Tuhan Sang Kekasih yang telah mengundangnya. Dan menjadi yakin bahwa Tuhan benar-benar nyata dalam kehidupannya, sehingga ia menetapkan diri untuk hidup dalam kekristenan. Gaya hidup nya diperbaharui, dan meninggalkan cara hidupnya yang lama yang penuh kesia-siaan. Dia menjadi pribadi yang bertumbuh dan akhirnya menghasilkan buah, dan pergi kepada yang lain juga, untuk menyampaikan Kabar itu.

Jadi mari sejenak kita melihat kembali yang sudah ada, sudahkah Kehendak Tuhan terjadi atas GerejaNya? Sudahkah tugas yang diberikanNya pada gerejaNya itu dijalankan dengan maksimal? Jika itu belum, maka mungkin belum dapat disebut sebagai Gereja.

Mari kita terbuka untuk pemulihan Tuhan terhadap GerejaNya.

Tuhan Memberkati saudara!

Shena Re Kenihu








1 komentar:

Anonim mengatakan...

Yup...benar banget!
Aku pernah ngalamin di gereja tempat aku pelayanan. Maksud kita ingin melayani dengan sepenuh hati tetapi karena sistem yg ada di organisasi yang 'menopang' kehidupan gereja kita, maka kita menjadi 'kepahitan'.
Sekarang, aku juga lagi ngalamin. salah satu majelis yg akrab dengan pemuda, sedang mengalami 'kepahitan' dengan sistem yg dijalankan oleh gereja.
Seharusnya gereja benar-benar melakukan tugas gerejanya, yang tertuju pada karya penyelamatan Allah dan karya Tuhan Yesus Kristus.

Sekarang pula, timbul pertanyaan: Bagaimana cara kita (sebagai jemaat) dapat menjaga agar gereja tetap berjalan pd tugas utamanya?

suxes n GBU.