Apakah Gereja Rumah Itu?
Gereja yang sebenarnya bukan berbicara tentang sebuah Gedung, Organisasi, Liturgi dan atribut-atribut Gereja yang masih menjadi Paradigma bagi sebagian besar orang Kristen. Seperti dari asal-usul katanya Gereja berarti adalah sekumpulan orang-orang yang Percaya kepada Tuhan, namun perlu diingat bahwa ‘sekumpulan’ itu tidak hanya sekedar berkumpul tapi ada sebuah kehidupan di situ. Tuhan melalui FirmanNya dalam Alkitab telah memberikan Konsep tentang sebuah Gereja yang seharusnya dan juga kehidupan yang seharusnya terjadi di sebuah Gereja. Di Kitab Kejadian 1 : 28 disebutkan,”Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu…” Tuhan mengisyaratkan tentang konsep beranakcucu, dari situ kita aplikasikan dalam kehidupan kita adalah sebagai sebuah Keluarga.
Dalam sebuah keluarga secara ideal terdapat ayah ibu ( orangtua ) dan juga anak, yang memiliki sebuah hubungan kasih yang mempersatukannya. Tapi dalam konsep sebuah Gereja, bukan berarti individu-individu dalam Gereja itu harus memiliki hubungan darah, melainkan hubungan Kasih Persaudaraan yang erat seperti dalam sebuah keluarga. Hal inilah yang telah banyak hilang dan dilupakan pada organisasi gereja saat ini. Gereja lebih mengacu kepada acara rutin, liturgi, organisasi dan tata ibadah yang kadang terlalu banyak diatur oleh manusia. Dan banyak kejadian yang seharusnya tidak terjadi dalam sebuah Gereja karena gereja lebih memperhatikan mengenai Tata Ibadah, Organisasi, Liturgi dan semua yang mengatur Gereja. Bukankah Gereja itu seharusnya dipimpin oleh Tuhan sendiri, termasuk kehidupan yang di dalamnya?
Marilah kita melihat kehidupan Gereja Mula-mula yang terdapat dalam Kisah Para rasul 2 : 42 – 47, “ Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” Inilah Kehidupan Gereja yang sangat murni dan inilah Gereja yang sesungguhnya, terlihat jelas dalam ayat-ayat ini hubungan antar Gereja dengan Tuhan, dan hubungan di dalam Gereja itu begitu erat, penuh kesehatian dan penuh Kasih.
Sekaligus dalam ayat yang ke 47 disebutkan mengenai Visi dan Misi Gereja itu sendiri, yang juga disebutkan dalam ayat yang lain yaitu di Matius 5:13,14,16 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi... Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Yang pertama adalah menjadi garam dan terang dunia, dan yang kedua adalah terdapat dalam Efesus 1 : 23, “Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.” Dan pada Yohanes 15 : 18 ,” Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.". Jelas sudah bahwa Gereja sebenarnya memiliki Visi dan Misi keluar untuk menjadi Terang dan Berbuah, mengabarkan kabar kesukaan Kepada semua orang seperti pada Matius 28 : 19-20,” Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Tanpa melupakan pembentukan Karakter dalam Gereja itu sendiri sehingga menjadi serupa dengan Kristus.
Memang pada dasarnya Organisasi, Tata Ibadah, Liturgi itu diciptakan manusia agar kehidupan ibadah Gereja itu berjalan secara teratur , namun yang kerap kali terjadi adalah bukan menjadi teratur tetapi malah kacau, karena gereja sibuk memikirkan masalah-masalah organisasi, tata ibadah, liturgi, birokrasi, yang seharusnya itu tidak terjadi pada sebuah gereja yang sebenarnya. Selain itu fleksibilitas dan ruang gerak Gereja menjadi sangat terbatas karena banyaknya batasan-batasan yang dibuat. Seperti konsep tentang Agama.
Agama diciptakan oleh manusia agar manusia tidak kacau, tetapi justru sekarang yang kita lihat dengan banyaknya agama di dunia, berbagai macam masalah muncul karena agama, karena setiap orang percaya bahwa agama yang dianutnya itu dapat menyelamatkannya. Ingat bahwa tidak ada satupun agama di dunia yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya selain karena Kasih Karunia Tuhan Yesus. Sekalipun itu adalah Agama Kristen. Karena Agama adalah Cipataan manusia, dan segala usaha manusia tidak ada yang mampu menyelamatkan manusia itu sendiri untuk selamat atas dosa-dosanya. Kita bisa melihatnya dalam Roma 3:23-24, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Dan pada Efesus 2:8,”Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. “ Kristen sejati bukanlah Agama melainkan Gaya Hidup yang berkenan pada Tuhan.
Demikian juga dalam sebuah gereja, pada akhirnya segala sesuatu yang diciptakan manusia tidak ada yang sempurna dan berjalan dengan baik, termasuk konsep ‘pengaturan-pengaturan’ dalam Gereja yang diciptakan manusia. Jika Gereja adalah milik Tuhan, maka dia juga harus diatur oleh Tuhan, dan dimanakah aturan-aturan itu?yaitu pada setiap FirmanNya yang terdapat dalam Alkitab, yang jelas adalah Wahyu Perkataan Tuhan kepada manusia. Jelaslah bahwa Gereja itu Dari Tuhan, Oleh Tuhan dan Untuk Tuhan.
Kita melihat dalam kehidupan sebuah keluarga ada hubungan yang sangat indah di sana, hubungan kasih persaudaraan, mereka saling mengenal, saling memperhatikan, saling menghormati, saling membangun, saling menegur, saling menguatkan, saling mendoakan, saling melindungi. Inilah yang menjadi dasar kehidupan gereja rumah, dimana gereja diarahkan untuk kembali ke identitas yang sesungguhnya seperti pada kehidupan jemaat mula-mula.
Mengapa disebut Gereja Rumah? Disebut gereja rumah selain memang yang sering terjadi dalam aktivitasnya bergerak di rumah-rumah, juga karena rumah identik dengan kehidupan sebuah keluarga. Mari kita bersama-sama melihat ‘kekuatan’ sebuah keluarga atau boleh dikatakan sebuah komunitas kecil yang erat dibandingkan kekuatan Gereja organisasi. Dalam permainan anak kecil suit tangan memeperlihatkan kalau jari kelingking mampu megalahkan ibu jari, di sini saya mengibaratkan sebuah keluarga atau komunitas kecil yang erat itu sebagai seekor Tikus, dan sebagai pembandingnya adalah komunitas besar ( organisasi gereja ) yang diibaratkan sebagai Gajah. Dari habitat tempat hidupnya terlihat kalau Gajah hanya dapat ditemukan di daerah yang cukup luas dan terpisah dari manusia, sedangkan tikus mampu hidup di mana saja bahkan di gorong-gorong tanah sekalipun, dia tidak memerlukan tempat yang cukup luas untuk hidup. Kita dapat melihat juga dari cara bertarung. Misalkan seekor Gajah seberat 2,5 ton menghadapi Tikus tikus yang banyak, yang kalau ditotal semua beratnya sama 2,5 ton, bedanya Gajah hanya seekor, sementara tikus-tikus itu bisa ratusan bahkan bisa berjumlah 2500 ekor bila seekornya katakanlah beratnya adalah 1 kg. Apa jadinya kalau mereka diadu? Saya yakin pasti menang tikus-tikus itu, karena jumlah mulut untuk menggigit lawan sangat banyak, tikus-tikus itu bisa menyerang dari segala arah, apalagi dengan jumlah ribuan. Mari kita melihat dari kemampuan makan, saya yakin juga seekor Gajah seberat 2, 5 ton itu pasti porsi makanannya lebih sedikit dibanding dengan beratus-ratus ekor tikus yang berat semuanya sama 2,5 ton.
Dari sini kita bisa melihat bagaimana kekuatan sebuah komunitas kecil itu. Dia tidak memerlukan tempat khusus untuk kehidupannya, ia bisa hidup di mana saja, di rumah, di pasar, di taman, di mall, di terminal, di tempat kumuh, di sekolah, di kantor dimana saja dia bisa hidup. Sementara gereja organisasi memerlukan tempat khusus untuk hidup, harus memiliki gedung gereja oraganisasi, perngkat gereja dan segala macam yang mungkin tidak bisa dimana saja dia hidup, harus melalui birokrasi-birokrasi yang sangat rumit. Selain itu sebuah komuitas kecil ini mampu menyusup di berbagai lapis kehidupan untuk melakukan visi dan misinya, bahkan hanya dengan 2 orang, visi dan misi gereja itu bisa berjalan. Seperti ada tertulis dalam Matius 18:20,”Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." .
Gereja bisa hidup dengan hanya ada dua atau tiga orang saja. Kehidupan kominutas yang kecil namun solid seperti ini sangat efektif dalam menjalankan visi dan misi gereja Tuhan, apalagi di jaman seperti sekarang ini dimana terjadi banyak sekali penutupan-penutupan dan pelarangan ibadah di sejumlah gereja organisasi. Inilah Gereja yang mampu meghadapi masa akhir jaman. Bukan saatnya lagi kita mempeributkan masalah organisasi dalam gereja, keanggotaan, denominasi, liturgi, tata ibadah, sebab itu semua akan ditunjukkan pada Tuhan asal kita benar-benar berjalan seturut kehendakNya. Saatnya bagi kita untuk bergerak keluar, menjangkau jiwa-jiwa, mengabarkan kepada mereka yang belum mengenal Yesus Kristus, tentang Kasih KaruniaNya pada kita tentang Keselamatan. Masih banyak lagi kekuatan yang terdapat dalam sebuah komunitas kecil ini, untuk lebih lengkapnya akan ada ulasan khusus mengenai Kelebihan Gereja Rumah bersama dengan ulasan ini.
Shena Re Kenihu
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar