1 "Meating"
... Perjanjian Baru mencatat hal ini mengenai orang Kristen mula-mula: "Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati" (Kis 2:46). Agaknya hal ini merupakan pengalaman sehari-hari. Makan adalah tujuan utama dari pertemuan mereka. Paulus berkata, "Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, nantikanlah olehmu seorang akan yang lain" (1Kor 11:33). Makan merupakan hal yang penting dalam perluasan Kerajaan Allah. Waktu Yesus mengutus murid-murid-Nya berdua-dua (Luk 10:1-8), Yesus menasihati mereka untuk mencari orang yang cinta damai, serta "makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu". Dan dalam acara makan ini terdapat sebuah hubungan cinta kasih yang hangat dan intim, di sana bisa terjadi hubungan timbal balik, sharing, cerita, berdoa dan lainya
2.Saling mengajar, menegor, dan menguatkan
Kehidupan “saling” menjadi dasar dalam Gereja Rumah, dan yang pasti itu semua harus didasarkan pada Firman Tuhan, karena itulah inti sebuah Pengajaran. Kehidupan ‘saling’ yang sehat ini mampu menciptakan interaksi yang efektif dalam membangun sebuah karakter menjadi Seperti Kristus, sekaligus menjadi sarana agar tiap anggota gereja atau individu merasa menajdi bagian dalam gereja itu, merasa dilibatkan, merasa diperhatikan dan merasa memiliki gereja itu ( Feels like Home ) yang juga sangat dibutuhkan oleh orang Kristen yang baru bertumbuh.
3. Membagi berkat materi dan rohani
Orang Kristen Perjanjian Baru membagikan kedua hal ini dalam Gereja Rumah-Gereja Rumah mereka: berkat-berkat materi dan berkat rohani: "dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama .... Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya" (Kis 4:32-35). Orang Kristen sadar bahwa mereka bukan lagi milik mereka sendiri, melainkan milik Kristus, termasuk segala kepunyaan mereka. Waktu orang Kristen berkumpul, mereka saling membagikan apa pun yang mereka punyai, baik materi maupun rohani. Dalam prakteknya, masing-masing Gereja Rumah memiliki dana umum, di mana setiap orang dari mereka mendepositokan uang, pakaian dan barang-barang berharga. Setiap orang punya sesuatu untuk dibagikan dan oleh karena itu setiap orang dapat melayani orang lain. Hal ini membuat setiap orang sanggup menghargai dan menghormati saudara seiman yang lain.
4. Berdoa bersama
"Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa" (Kis 2:42). Doa merupakan detak jantung hubungan antara anak-anak Allah dengan Bapa di sorga. Itu sebabnya, setiap kali orang Kristen berkumpul, mereka akan saling mendoakan, mendoakan pemerintahan, berdoa bagi perdamaian, datang ke hadapan Allah dengan permohonan dan ucapan syukur, berdoa bagi orang-orang yang membenci mereka, melakukan pengusiran setan dan berdoa untuk kesembuhan. Dalam doa yang diajarkan Yesus kepada kita, Ia mendorong kita untuk berdoa: "Ampunilah kami akan dosa kami" (Luk. 11:4). Dalam sebuah keluarga yang saling membagi kehidupan, tidak ada kesalahan yang disembunyikan dalam waktu lama. Sebuah keluarga memiliki fasilitas untuk memantau dan mempertanggungjawabkan kehidupan masing-masing secara sehat. Seperti itu pula, Gereja Rumah sebagai sebuah keluarga rohani merupakan tempat ideal untuk saling mempertanggungjawabkan tingkah laku, termasuk di dalamnya saling mengaku dosa. Dalam Yakobus 5:16 ditulis: "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh." Pada saat orang saling mengaku dosa di hadapan orang lain dan saling mengampuni (Kol 3:13), dalam budaya mana pun, mereka berhenti menjadi orang munafik, mematahkan kuasa dosa yang tersembunyi dalam hidup mereka. Mereka mengakui kebutuhan mereka akan kasih karunia dan pengampunan. Mereka bertobat, bukan karena ingin menghindar dari konsekuensi dosa, melainkan karena merasa malu atas apa yang telah diperbuatnya. Hal ini juga akan menegakkan kembali sebuah disiplin gereja (jemaat) yang sehat dan alamiah, seperti yang dikenal oleh gereja pada masa Perjanjian Baru.
Kehidupan dalam Gereja Rumah juga diperlengkapi dengan jawatan-jawatan seperti dalam Efesus 4:11, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus”. Kelima Jawatan yaitu Rasul, Nabi, Gembala, Pengajar,dan Penginjil dikaruniakan Tuhan pada setiap Orang Percaya untuk memperlengkapi Pelayanan dalam gereja, yang harus difungsikan agar kehidupan gereja terutama dalam hala Pelayanan benar-benar berjalan secra efektif, karena semua individu difungsikan, tidak ada lagi yang namanya pengkotak-kotakan organisasi gereja, seperti gembala, majelis, dan anggota biasa, penatua, karena semuanya berperan aktif, dan tidak ada istilah Pemimpin ( Sistem Pastoral ), semua sejajar dan hanya Tuhan yang memimpin. Sebenarnya kelima jawatan itu dikaruniakan Tuhan pada stiap orang-orang percaya, namun ketika individu itu membaur dalam gereja, ada satu jawatan yang menonjol untuk memperlengkapi gerejanya, dan hal itu terjadi oleh Karunia Tuhan atas jemaat.
Dari ulasan di atas kita melihat sebuah paradigma baru mengenai gereja, tidak melulu di sebuah gedung, berpakaian rapi, beribadat dengan urutan tertentu, di hari minggu. Gereja adalah kehidupan kita dalam keluarga Kristus selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, dimanapun dan kapanpun kehidupan itu harus selalu tampak. Semua individu harus berperan aktif dalam kehidupan Gereja tidak hanya satu orang saja yang memimpin, dan harus ada hubungan timbal balik, bukan hanya searah dalam hal pertumbuhan Gereja itu sendiri. Hal ini juga menghindarkan kemunafikan yang terjadi dalam gereja sekarang, menjadi Krsiten hanya kalau di Gedung Gereja pada hari Minggu, diluar itu menjadi manusia biasa. Kita adalah Gereja Tuhan, mempelaiNya yang sedang dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Sang Mempelai Laki-laki, mari kita bergerak bersama-sama dengan Dia, Berdoa dan Berjaga-jaga. Tuhan memberkati saudara dan saya sekarang dan selama-lamaNya.
Shena Re Kenihu
(dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar