Maret 15, 2008

Sebuah Perjanjian

Pernah tahu kenapa kata Perjanjian sangat dihormati di dalam Alkitab? Perjanjian di dalam Alkitab ditulis dalam 2 kata, dalam bahasa Ibrani ditulis dengan kata ‘Birith’ sedang dalam bahasa Yunani ditulis dengan kata ‘Diatheke’. Apa itu ‘Birith’ dan ‘Diatheke’?

‘Birith’ artinya mengikat dan memotong. 2 Hal yang bertentangan tho? Tapi itulah perjanjian. Dalam sebuah Perjanjian (bisa juga dibaca Komitmen) selalu ada yang diikat dan dipotong antara pihak-pihak yang melakukan Perjanjian. Ketika Bapa berjanji untuk mengikat kita sebagai ‘Anak’, Dia memotong atau menyembelih Anak Domba Allah, sebagai tanda Perjanjian itu berlaku.

Bagaimana dengan ‘Birith’ dalam komitmen antar manusia? Ketika seseorang berkomitmen atau mengikuti perjanjian dengan orang lain, pasti ada sesuatu dalam hidupnya yang akan ‘diikat’ dan ada bagian dalam hidupnya yang akan ‘dipotong’. Jadi bersiaplah!

Kita dapat melihat ‘Birith’ di Mazmur 50:5 dan Yeremia 34:18. Tapi kalau prakteknya bisa kita lihat di kejadian 17:1-27. Tanda Abraham ‘mengikat’ perjanjian dengan Allah adalah dengan ‘memotong / sunat’.

Bagaimana dengan ‘Diatheke’ ? Diatheke berarti ‘satu pihak saja yang bertanggung jawab melaksanakan semua ketentuan’ atau ‘memberi warisan’. Dari kata ‘diatheke’ lahir kata ,’diatithemi’ yang artinya ‘pembuat wasiat’. Kata-kata ini dipakai dalam Bahasa Ibrani 6:17-18 dan Ibrani 9:15-17.

Galatia 4:7 menyatakan bahwa kita adalah ‘Ahli Waris Allah’. Tapi kita harus ingat bahwa ‘Diatheke’ sebagai ahli waris tidak akan pernah berlaku kalo si pembuat wasiat (diatithemi) tidak ‘mati’ lebih dulu. Kematian Yesus di kayu salib adalah perjanjian yang sepenuhnya dilakukan oleh Yesus sendiri (diatheke) supaya perjanjian untuk kita menerima warisan bisa berlaku, karena si pemberi warisan telah mati (tapi Dia akan bangkit lagi).

Akhirnya kita tahu bahwa pola kerja Allah adalah bekerja dalam Perjanjian. Dia adalah Allah atas perjanjian. Semua yang ada di dalam Alkitab adalah Perjanjian (baik Birith maupun Diatheke). Bersyukurlah karena Dia terlebih dulu melaksanakan perjanjian-Nya (diatheke) atau yang biasa kita kenal dengan ANUGERAH.

Adhiatmo - Komunitas Semarang

Dari Budak menjadi Ahli Waris

Mari kita belajar tentang arti kata 'anak Allah' dalam Alkitab.

Dalam Yohanes 1:12 diaktakan: " Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya." Jadi, saat kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, predikat kita berubah dari 'Budak' diangkat menjadi 'Anak'. Tentu saja status kita berubah dari orang yang dihukum menjadi orang yang berhak menerima warisan.

Tapi ternyata tidak semua anak 'begitu saja' langsung mendapatkan Warisan (hak-hak sebagai anak untuk menggunakan otoritas Kerajaan Sorga) ketika dia percaya. [nb] Kecuali mengenai keselamatan, karena keselamatan adalah anugerah yang langsung kita terima begitu kita bertobat.

Anak tetap mempunyai hak, tapi hak itu diberikan ketika kita menadi dewasa dalam Tuhan (Lihat Galatia 3:29 dan Galatia 4:1-2). Bahasa keren-nya mengalami 'Akil-balik'.

Akil balik adalah Prinsip yang dipakai untuk menerangkan pengertian 'anak Allah' dengan benar.
Kata 'anak Allah' dalam bahasa aslinya ditulis dengan 2 kata yang berbeda, yaitu : 'Teknon' dan 'Huios'. Apa arti 'Teknon' dan 'Huios' itu?

Anak Allah 'Teknon' artinya anak yang belum akil balik atau belum dewasa. Pengertiannya sama seperti bayi yang baru lahir atau bayi. Dia belum bisa ditanya nama dan belum terlihat karakternya.

Jadi Teknon mempunyai ciri :
  • Masih Labil (kehidupan rohani yang naik-turun)
  • Melakukan segala sesuatu jika ada 'concrete authority' (Perintah yang dipaksakan) atau bisa dikatakan belum bertanggung jawab.
  • Mentalitasnya lebih suka menerima daripada memberi.
  • Lebih suka diberkati daripada memberkati.
Kata 'Teknon' dipakai dalam Yohanes 1:12 ,"Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah (Teknon), yaitu mereka yang percaya dalam namaNya." Jadi saat kita percaya Yesus kita langsung menjadi 'anak', tapi kita masih seperti seorang anak kecil/bayi.

Kita masih labil dan seringkali jatuh bangun dalam dosa. Mentalitas 'Teknon' masih lebih banyak meminta berkat daripada memberi. Itulah mengapa kita harus segera menjadi 'Huios'. Bagaimana dengan 'Huios'?

'Huios' adalah kata yang dipakai untuk anak Allah yang berarti Putera/Anak yang dewasa/bertanggung jawab. 'Huios' dipakai dalam Roma 8:19, "Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan." Ketika dunia ingin melihat seperti apakah 'anak-anak Allah' itu? Sebenarnya yang ingin dilihat adalah 'Huios' (Anak-anak yang dewasa) bukan 'Teknon'.

Orang percaya 'Huios' adalah orang yang memperlihatkan karakter 'Bapa'nya, yaitu karakter Allah sendiri. Ingat peristiwa baptisan Yesus," Inilah Anak-Ku (Huios) yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan."

Lalu apa hubungan antara 'Teknon' dan 'Huios'? Ya jelas, kita jangan cukup puas dengan status sebagai 'Teknon', tapi harus terus BERTUMBUH menjadi 'Huios', karena 'Teknon' tidak menggunakan semua potensi kita sebagai pewaris hak-hak Kerajaan Surga. Dan siapa 'role model' kita? Ya! Yesus tentunya, karena Dia adalah Putera Allah (Huios). Roma 8:29, "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara."

Jadilah Huios ! amen

Adhiatmo - komunitas Semarang